New York – Pasar mobil bekas global, terutama di Asia dan Amerika Utara, telah mengalami lonjakan harga yang tidak terduga dan signifikan sejak pandemi. Di beberapa segmen, harga mobil bekas bahkan mendekati atau melampaui harga mobil baru. Fenomena ini telah mengubah dinamika kepemilikan mobil dan memicu kekhawatiran tentang keterjangkauan transportasi.
Faktor utama di balik lonjakan ini adalah gangguan rantai pasok semikonduktor (chip) yang secara drastis membatasi produksi mobil baru. Dengan pasokan mobil baru yang seret, permintaan konsumen beralih ke pasar mobil bekas. Selain itu, inflasi yang meluas meningkatkan biaya bahan mentah dan tenaga kerja, memaksa produsen menaikkan harga mobil baru, yang secara otomatis mendorong naik nilai mobil bekas yang dianggap sebagai pengganti.
Meskipun rantai pasok chip mulai membaik, harga mobil bekas diperkirakan akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama. Hal ini karena inventaris mobil baru membutuhkan waktu untuk pulih, dan pasar leasing (sewa) mobil baru yang biasanya menyediakan stok besar mobil bekas berkualitas tinggi juga melambat selama pandemi. Konsumen yang mencari mobil ekonomis kini berada di pasar yang sangat kompetitif dan mahal.