0
0
Tokyo – Generasi berikutnya dari teknologi baterai, Baterai Solid-State (SSB), dipandang sebagai ‘holy grail’ yang dapat menghapus hambatan terakhir untuk adopsi massal kendaraan listrik (EV), terutama range anxiety (kecemasan jangkauan). SSB menjanjikan untuk menggantikan elektrolit cair yang mudah terbakar dalam baterai Litium-Ion saat ini dengan elektrolit padat yang lebih aman, lebih ringan, dan dapat menahan kepadatan energi yang jauh lebih tinggi.
Keuntungan utama SSB adalah kepadatan energi yang lebih tinggi. Baterai ini secara teoretis dapat menyimpan energi 50% hingga 100% lebih banyak per volume atau berat daripada baterai Litium-Ion terbaik saat ini. Ini berarti mobil dapat memiliki jangkauan hingga 1.000 km atau lebih dengan paket baterai yang sama ukurannya, atau mempertahankan jangkauan yang sama dengan baterai yang jauh lebih kecil dan ringan. Pengurangan bobot ini juga meningkatkan efisiensi dan performa kendaraan.
Selain jangkauan, SSB secara inheren lebih aman. Penggunaan elektrolit padat menghilangkan risiko kebakaran yang terkait dengan elektrolit cair yang mudah terbakar jika terjadi kerusakan atau overheating. Keamanan yang lebih baik ini dapat mengurangi kebutuhan akan sistem pendinginan yang rumit, yang semakin menyederhanakan desain paket baterai.
Meskipun potensi transformatifnya, SSB menghadapi tantangan teknik produksi massal yang besar. Permasalahan utama adalah antarmuka antara elektrolit padat dan elektroda, di mana kontak yang sempurna sangat penting untuk kinerja. Selama pengisian dan pengosongan, perubahan volume dapat menyebabkan retakan atau pemisahan, yang mengurangi umur baterai. Produsen otomotif dan startup baterai sedang berinvestasi besar-besaran untuk memecahkan masalah ini dan memastikan durability yang memadai.
Jika hambatan manufaktur dapat diatasi, SSB akan merevolusi bukan hanya mobil penumpang, tetapi juga sektor penerbangan listrik dan truk berat. Kedatangan SSB akan menandai perubahan besar dalam industri energi, menjadikan EV sebagai solusi jarak jauh yang tidak kompromi dan secara definitif mengakhiri dominasi mesin pembakaran internal (ICE).
