Geopolitik Energi Hijau: Persaingan Baru Antarnegara

Geopolitik Energi Hijau: Persaingan Baru Antarnegara

0 0
Read Time:42 Second

Energi hijau dianggap sebagai solusi dari krisis iklim. Namun, di balik transisi ini, muncul fenomena baru: geopolitik energi hijau. Negara-negara kini berlomba menguasai teknologi, mineral, dan pasar energi terbarukan.

Tiongkok memimpin dalam produksi panel surya dan baterai lithium. Eropa fokus pada energi angin lepas pantai, sementara Amerika Serikat berinvestasi besar dalam teknologi hidrogen dan kendaraan listrik.

Perebutan juga terjadi pada sumber daya mineral. Lithium, kobalt, dan nikel menjadi “emas baru” yang menentukan masa depan industri energi.

Negara-negara penghasil mineral seperti Chili, Kongo, dan Indonesia kini punya posisi strategis. Mereka bisa menjadi pusat perhatian geopolitik baru.

Namun, transisi energi juga memicu konflik. Isu lingkungan, hak masyarakat adat, dan eksploitasi tambang menjadi tantangan serius.

Kesimpulannya, energi hijau bukan hanya soal keberlanjutan, tetapi juga perebutan kekuasaan global. Dunia harus memastikan transisi ini adil dan tidak mengulang kesalahan era minyak.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%